Sabtu, 14 Januari 2017

BATAS TAK BERBATAS


Iwan Fals

Lirik Lagu :

Sendiri menanti pagi
Setitik embun bergantung di ujung daun
Sang dara melamun
Mimpi menelan matahari

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas
Ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan

Jejak telah dilangkahkan
Seribu kehendak harus terlahirkan
Urai jerat keangkuhan
Melepas belenggu
Rasa tahu berlebihan

Reff :
Memang gaun ini mesti berganti
Cahaya tak lagi menyilaukan
Dan menjelma menjadi pelurus hati
Kini sang dara menyanyi lagi

Bridge :
Tak lagi dia mau merasa sepi
Tak lagi dia mau merasa sendiri

Segar perawan berdandan
Atas cermin bercahaya kenyataan
Mimpi indah adalah
Fatamorgana

Walau samar cakrawala
Adalah kenyataan
Tampak jauh untuk ditempuh
Tapi itulah batas
Dari kehendak manusia yang tak berbatas
Oooh hmmmmm....

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan



Lagu Iwan Fals lain yang aku suka


***




IBU


Iwan Fals

Lirik Lagu :

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah

Seperti udara…
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas
Ibu… Ibu…

(#)

Ingin kudekat
Dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa
baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas
Ibu… Ibu…

kembali ke (:#)



Lirik Chord Gitar :

[Intro] : Am Am F Dm Am

Am                      F               Am
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
        F       Dm                   Am 
Lewati rintang untuk aku anakmu
Am                          F           Am
Ibuku sayang masih terus berjalan
       F              Dm                        Am
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah


        C     Dm
Seperti udara…
       F                 Am
Kasih yang engkau berikan
          C                 Dm
Tak mampu ku membalas
   Dm
Ibu… Ibu…


[Intro] : Am Am F Dm Am

(#)

Am
Ingin kudekat
                  F               Am
Dan menangis di pangkuanmu
       F             Dm
Sampai aku tertidur
             Am
Bagai masa kecil dulu


     C       Dm
Lalu doa-doa
        F                 Am
baluri sekujur tubuhku
    C                  Dm
Dengan apa membalas
      Dm
Ibu… Ibu…

kembali ke (:#)



IWAN FALS


Nama lahir : Virgiawan Listanto
Nama lain :Iwan Fals
Lahir : 3 September 1961 (umur 55)
Jakarta, Indonesia

Pekerjaan:
penyanyi
aktor
Tahun aktif1975 - sekarang
Jenis musik: Balada, Pop, Rock, Country
Perusahaan rekaman :
Musica Studio's (1981-sekarang)
Le Moesiek Revole (2015-sekarang)
Billboard indonesia (distributor 2016-)

Istri : Hj. Rosana (1980-Sekarang)
Anak :
Galang Rambu Anarki
(Lahir 1 Januari 1982, Meninggal 25 April 1997)
Annisa Cikal Rambu Bassae (Lahir Tahun 1985)
Raya Rambu Rabbani (Lahir 22 Januari 2003)

Orang tua :
Ayah : alm. Harsoyo
Ibu : Lies Suudijah

Almamater : STP (Sekolah Tinggi Publisistik)
Agama : Islam

Keluarga :

Iwan Fals yang bernama lahir Virgiawan Listanto
(lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 55 tahun)
adalah seorang Penyanyi beraliran Balada, Pop, Rock, dan
Country yang menjadi salah satu legenda di Indonesia.

Iwan lahir dari pasangan
Lies Suudijah asal Tasikmalaya(ibu) dan
(alm) Kolonel Anumerta Sucipto asal Jawa
merupakan anak petinggi di pabrik Gula Kalibagor,
Jawa Tengah. (ayah).

Iwan menikahi Rosana yang akrab disapa
"Mbak Yos" pada tahun 1980, hasil dari pernikahannya
Iwan memiliki tiga anak yaitu,
(alm) Galang Rambu Anarki (1 Januari 1982 - April 1997),
Annisa Cikal Rambu Bassae (1985),
dan Raya Rambu Rabbani (22 Januari 2003).

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik.
Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda
dengan yang telah menjadi trademark ayahnya.
Galang kemudian menjadi gitaris kelompok BUNGA
dan sempat merilis satu album perdana menjelang
kematiannya tahun 1997.
Setelah Meninggalnya Galang Rambu Anarki
lalu Iwan Fals Mendirikan Sebuah Ormas Berbentuk
Fans yaitu OI (Orang Indonesia)
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan,
berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini,
yang bercerita tentang kegelisahan orang tua
menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai
imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982
yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan
sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang
terbit tahun 1991.
Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan
judul Anisa pada tahun 1986.
Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album
Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan.
Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan
rekaman batal menyertakannya.
Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama
cetakan awal, pada bagian penata musik masih
tertulis kata Anissa.

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997
secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik
Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun.
Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals
di desa Kp. Leuwinanggung No. 19 Tapos,
Depok Jawa Barat.
Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri
dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 1999, Iwan berkolaborasi dengan Farid Bento.
Pada tahun 2002, Iwan mulai aktif lagi membuat album
setelah sekian lama menyendiri.
Dia pun mulai bangkit dengan munculnya album
Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja
yang bercerita tentang kehilangan Galang.
Pada lagu ini istri Iwan Fals (Ros) juga ikut
menyumbangkan suaranya.

Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki,
warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda.
Dia tidak segarang dan tidak seliar dahulu.
Lirik-lirik lagunya lebih mendalam dan religius.
Iwan Fals juga sempat membawakan lagu-lagu bertema
cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.

Pada tanggal 22 Januari 2003,
Iwan Fals dianugerahi seorang anak lelaki yang diberi
nama Raya Rambu Rabbani.
Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti
almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi
inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.

Di luar musik dan lirik,
penampilan Iwan Fals juga berubah total.
Saat putra pertamanya meninggal dunia,
Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya
hingga gundul.
Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja,
rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan
jenggotnya dihilangkan.
Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja
yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di
depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya
dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan
bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur
dan kumis tebal.

Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra
pertamanya tiada.
Rosana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang
mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak.
Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM),
Fals lebih profesional dalam berkarier.

Karier :

Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial
kehidupan Indonesia pada akhir tahun 70'an
hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya,
dan kehidupan itu sendiri.
Kritik atas perilaku sekelompok orang
(seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa),
empati bagi kelompok marginal
(misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku),
atau bencana besar yang melanda Indonesia
(atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia)
mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.
Namun, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu
ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga,
pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional
dan Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989,
sempat masuk pelatnas dan melatih karate
di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik).
Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid
olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar.
Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'.
Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya
yang tersebar di seluruh nusantara.
Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan
sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999
yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa
dikenal dengan seruan OI.
Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals.
Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui di setiap
penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke
mancanegara.

Biografi :

Masa kecil Iwan Fals atau yang biasa kita kenal sebagai
Iwan dihabiskan di Bandung, kemudian di Jeddah, Arab
Saudi, selama 8 bulan.
Bakat musiknya makin terasah di usianya yang ke-13 tahun,
saat Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan
mengamen di Bandung.
Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda atau belu
tua bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya
bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi
gitaris dalam paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta
dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya
untuk biaya membuat master.
Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya,
Toto Gunarto, Helmi Bahfen, dan Bambang Bule yang
tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di
pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi
sebagai pengamen.
Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor
serta fans fanatik Iwan Fals.

Setelah dapat juara di festival musik country,
Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum),
lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama
Pepeng, Krisna, dan Nana Krip serta diproduksi
oleh ABC Records, tetapi juga gagal dan hanya dikonsumsi
oleh kalangan tertentu saja.
Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan
Musica Studio. Sebelum ke Musica,
Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album.
Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius.
Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani
oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen.
Ia mengamen dengan mendatangi rumah-rumah satu demi
satu, kadang di Pasar Kaget atau Blok M.
Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan
Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi.
Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987.
Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI,
lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI.
Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985,
kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru,
banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang
dan dibatalkan oleh aparat pemerintah,
karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat
memancing kerusuhan.
Pada awal kariernya,
Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan
terhadap pemerintah.
Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras
pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang
memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak
berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam
album untuk dijual bebas.
Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia
sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu
ini ke dalam album.

Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut
kemudian sempat diputar di stasiun radio 8EH Institut
Teknologi Bandug.
Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut
dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia
berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan
dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat
mengganggu stabilitas negara.
Beberapa konser musiknya pada tahun 80'an juga sempat
disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan
pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena
Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir
penguasa saat itu.

Pada bulan April tahun 1984
Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan
sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara
menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana
juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru.
Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering
mendapatkan teror.
Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih
menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi
koleksi yang sangat berharga.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan
merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan
semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar
yang sangat fenomenal.
Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia
bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung
penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi.
Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang
dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah
sepanjang sejarah musik Indonesia.

Setelah kontrak dengan SWAMI
yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II)
berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata
Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan
album-album solo maupun bersama kelompok seperti album
Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan
personel SWAMI.

Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002,
Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring
yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan
album maupun konser.
Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan
baik oleh Iwan fals maupun band-nya pada setiap
penampilan di depan publik tidak pernah terlihat
merek maupun logo.
Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan.
Pada panggung yang menjadi dunianya,
Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan
sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang
tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.

Sabtu, 07 Januari 2017

UNTUK KITA RENUNGKAN


Ebiet G. Ade

Lirik Lagu :

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat... Ohoho
Singkirkan debu yang masih melekat

Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya... Ohoho
Adalah Dia di atas segalanya

Anak menjerit-jerit asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista... Ohoho

Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Ke manakah lagi kita 'kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari hanya tunduk sujud pada-Nya

Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum.... Ohoho
Berusahalah agar Dia tersenyum



Lirik Chord Gitar :

INTRO: D  A  G  A  D  (2x)

D                                      A
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
                                      D
Suci lahir dan di dalam batin
                                      A
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
G                   A                        D                 A
Singkirkan debu yang masih melekat... Ohoho
                                               D
Singkirkan debu yang masih melekat

INTRO: D  A  G  A  D  (2x)


D                                       A
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
                                    D
Kita mesti tabah menjalani
                                    A
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
G            A                 D                    A
Adalah Dia di atas segalanya... Ohoho
                                   D
Adalah Dia di atas segalanya


A
Anak menjerit-jerit asap panas membakar
G                  A                     D
Lahar dan badai menyapu bersih
A
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat
G                 A                    D
Bahwa kita mesti banyak berbenah


F#m                            Bm
Memang bila kita kaji lebih jauh
            E
Dalam kekalutan masih banyak tangan
                       A
Yang tega berbuat nista... Ohoho


            D              G          A         D
Tuhan pasti telah memperhitungkan
                                  G           A
Amal dan dosa yang kita perbuat
            G                     D
Ke manakah lagi kita 'kan sembunyi
            A                               D
Hanya kepadaNya kita kembali
         G                        D
Tak ada yang bakal bisa menjawab
         A                                  D
Mari hanya tunduk sujud pada-Nya

INTRO: D  A  G  A  D  (2x)


D                                    A
Kita mesti berjuang memerangi diri
                          D
Bercermin dan banyaklah bercermin
                                 A
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
G             A                  D                       A
Berusahalah agar Dia tersenyum.... Ohoho
                                     D
Berusahalah agar Dia tersenyum

CODA: D  A  G  A  D  (4x, fade out)

Lagu lain Ebiet G. Ade yang aku suka

Berita Kepada Kawan - Ebiet G. Ade

Masih Ada Waktu - Ebiet G. Ade


***

MASIH ADA WAKTU


Ebiet G. Ade

Lirik Lagu :

Bila masih mungkin kita menorehkan bakti
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi

Hoo..hoo..du..du..du..du...du.. du..du..du..du...du.. 
du.. du..du..du..du...du.. 
houoo...houoo

Kita pasti ingat tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mari heningkan cipta

Reff:
Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya kita masih bertemu matahari
Kepada rumpun di lalang kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatanNya

Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng semuanya terdiam semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah segera bersujud mumpung kita masih di beri waktu

Back to Reff

Hoo..oo..du..du..du..du...du.. du..du..du..du...du.. 
du.. du..du..du..du...du.. 
ouoo...ouo



Lirik Chord Gitar :

Intro : D A Bm A G A D 2x

D                            G      A                   D
Bila masih mungkin kita menorehkan bakti
Em               F#m          G            A
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
D                                        G      A           D
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Em                     F#m      G        A       D
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi


D    G    A    D     (3x)
Hoo..hoo..du..du..du..du...du.. du..du..du..du...du..
du.. du..du..du..du...du..
houoo...houoo


D                      G      A                   D
Kita pasti ingat tragedi yang memilukan
Em           F#m                     G           A
Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
D                                       G    A        D
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Em              F#m         G      A       D
Atas nama jiwa mari heningkan cipta


Reff:

A                                              A             G    A    D
Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
A                                              A                  G    A    D
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
              G                               D                                   A                     D
Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya kita masih bertemu matahari
    G                                          D      
Kepada rumpun di lalang kepada bintang gemintang
        G                                          A               G   A
Kita dapat mencoba meminjam catatanNya


    D                       G       A    G A
Sampai kapankah gerangan
    D                         G    A
Waktu yang masih tersisa
    G                                  D                            A                                      D
Semuanya menggeleng semuanya terdiam semuanya menjawab tak mengerti
             G                            D                                     A                           D
Yang terbaik hanyalah segera bersujud mumpung kita masih di beri waktu

D A Bm A G A D 2x

Back to Reff

D    G    A    D     (3x)
Hoo..oo..du..du..du..du...du.. du..du..du..du...du..
du.. du..du..du..du...du..
ouoo...ouo

Lagu lain Ebiet G. Ade yang aku suka

Berita Kepada Kawan - Ebiet G. Ade

Untuk kita Renungkan - Ebiet G. Ade


BERITA KEPADA KAWAN


Ebiet G. Ade

Lirik Lagu :

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang, engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering berbatuan

Tubuh ku terguncang di hempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia ku tanya "Mengapa?"
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut ku kabarkan semuanya
Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang


Lirik Chord Gitar :

INTRO:     D   G - D   G - D  G - D
 D                                A                         D
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Em                     A                    D                        G
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
 D                                     A                    D
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Em              A              D
Di tanah kering bebatuan


 D                                               A             D
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Em          A                  D
Hati tergetar menatap kering rerumputan
G-D                                   A            D
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Em              A                       G    D
Gembala kecil menangis sedih …


   (*)   A                      G               D
         Kawan coba dengar apa jawabnya
              A           G                  D
         Ketika ia kutanya "mengapa"?
          A              G                     D
         Bapak-ibunya telah lama mati
             A               G            D
         Ditelan bencana tanah ini


  (#)               G                           D
         Sesampainya di laut ku kabarkan semuanya
                 Em                    A                      D
         Kepada karang kepada ombak kepada matahari
                G                             D
         Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
                     Em                       A
         Tinggal aku sendiri, terpaku menatap langit


REFF:           D                           A
         Barangkali di sana ada jawabnya
                                                      D
         Mengapa di tanah ku terjadi bencana
                         G                                  D
         Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
                    Em              A                       D
         Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
                 G                                      D
         Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
                 Em            A                   G                      D
         Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang


INTRO:     G - D   G - D   G - D  G - D (2x)
REPEAT: (*), (#), REFF
INTRO:  G - D   G - D   G - D  G - D (2x)

Lagu lain Ebiet G. Ade yang aku suka

Masih Ada Waktu - Ebiet G. Ade

Untuk Kita Renungkan - Ebiet G. Ade

***

EBIET G. ADE


Nama lahir : Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far

Lahirr : 21 April 1954 (umur 62)
Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia

Pekerjaan: Penyanyi
Tahun aktif1979 - sekarang

Istri : Koespudji Rahayu Sugianto
Anak :
1. Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih
2. Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas
3. Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih
4. Segara "Dega" Banyu Bening
Orang tua
Ayah : Aboe Dja'far
Ibu : Saodah

Situs webhttp://www.ebietgade.com/

Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far atau lebih dikenal dengan nama
Ebiet G. Ade (lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah,
21 April 1954; umur 62 tahun)
Adalah seorang penyanyi dan penulis lagu
berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu
lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok
tersisih.

Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal
kariernya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada
akhir tahun 1970-an hingga sekarang.
Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada
juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana,
religius, keluarga, dll.

Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada
dunia musik pop Indonesia. 
Semua lagu ditulisnya sendiri,
tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain,
kecuali lagu Surat dari Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi
dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kehidupan pribadi :
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di
Wanadadi, Banjarnegara, merupakan anak termuda dari 6
bersaudara,
anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang
pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti
insinyur, dokter, pelukis.
Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi—kendati ia
lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia
seni yang berawal dari kepenyairan.

Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru
Agama Negeri) Banjarnegara.
Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta.
Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan
melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di sana
ia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia).
Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya.
Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika
ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE
UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa
Inggris semasa SMA.
Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin
karena mereka mengucapkan A menjadi E.
Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaus
merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh
teman-temannya.
Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat
AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya,
Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan,
ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.

Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan
lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971.
Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan
Ebiet untuk mengorbit.
Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas
penciptaan karya-karyanya adalah
ketika bersahabat dengan :
Emha Ainun Nadjib (penyair),
Eko Tunas (cerpenis), dan
E.H. Kartanegara (penulis).
Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah
kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak
seniman yang berkumpul di sana.

Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila
diminta sekadar mendeklamasikan puisi.
Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung
itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi
dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi.
Caranya, dengan menggunakan musik.
Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam
lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya
pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono.
Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet
dengan petikan gitarnya.

Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji
pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya.
Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya
agar membuat lagu dari puisinya sendiri.
Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet
untuk melagukan puisi-puisinya.

Karier :
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad
Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini.
Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di
Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga
di Jawa Tengah,
memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson,
Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya.
Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini
sebagai hobi belaka.

Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK
(Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu
Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet
bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara.
Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam,
akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.

Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang
tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk
jalan lurus baginya ke Jakarta.
Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat
juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil
yang lebih baik, yakni album Camellia III.
Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam
bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di
depan publik di sana.
Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records,
Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman.
Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria
sebagai rekan yang membantu musiknya.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam
khasana musik pop Indonesia.

Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia
di kisaran tahun 1979-1983.
Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman
di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam
yang melambungkan namanya itu tutup dan
Ebiet terpaksa keluar.
Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri
EGA Records, yang memproduksi 3 album,
Menjaring Matahari,
Sketsa Rembulan Emas,
dan Seraut Wajah.
Sayang, pada tahun 1990,
Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia,
akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar
indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja.

Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan
album Kupu-Kupu Kertas didukung oleh
Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm),
Purwacaraka, dan
Erwin Gutawa
dan Cinta Sebening Embun didukung oleh
Adi Adrian dari KLa Project.
Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album
Aku Ingin Pulang didukung oleh
Purwacaraka dan
Embong Rahardjo.
Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album
Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang
diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh
Dwiki Darmawan
dan Kiwir.
Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album
Balada Sinetron Cinta dan
tahun 2001 ia mengeluarkan album
Bahasa Langit, yang didukung oleh
Andi Rianto ,
Erwin Gutawa ,
dan Tohpati.
Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi
selama 5 tahun ke depan.
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung
album Kita Untuk Mereka,
sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan
terjadinya tsunami 2004,
bersama dengan 57 musisi lainnya.
Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh
alam,
sosial,
ketuhanan dan
kemanusiaan
sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi
oleh bencana alam, sehingga lagu-lagunya
sering menjadi tema bencana.

Pada tahun 2007,
ia mengeluarkan album baru
berjudul In Love: 25th Anniversary didukung
oleh Anto Hoed , setelah 5 tahun absen rekaman.
Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun
pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang
masih dalam aransemen lama.
Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008
dalam acara Zona 80 di Metro TV
cukup menjadi obat bagi para penggemarnya.
Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas,
Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah
popular pada dekade 80-an.

Baca Selengkapnya di  Wikipedia Ebiet G. Ade

Lagu Ebiet G. Ade yang aku suka
1. Berita Kepada Kawan - Ebiet G. Ade
2. Masih Ada Waktu - Ebiet G. Ade
3. Untuk Kita Renungkan - Ebiet G. Ade